Sejarah

Desa Klumprit merupakan salah satu desa di Kecamatan NusawunguKabupaten CilacapProvinsi Jawa TengahIndonesia.

Menurut cerita rakyat, Desa Klumprit merupakan pemekaran dari Desa Bodo (sekarang: Desa Kedungbenda) yang saat itu memiliki wilayah yang cukup luas. Pada tahun 1920, sebagian warga memiliki keinginan untuk memisahkan diri dari Desa Bodo agar wilayah desanya tidak terlalu luas. Gayung bersambut. Keinginan sebagian warga tersebut disetujui dengan syarat mereka yang menginginkan pemekaran harus trukah atau membuka lahan baru. Warga yang menginginkan pemisahan itupun menyanggupi. Mereka melakukan pembukaan lahan untuk desa mereka yang baru. Sepuluh tahun lamanya mereka trukah. Setelah dianggap cukup sebagai tempat tinggal yang baru, maka warga yang dipimpin oleh pinisepuh, mengadakan musyawarah untuk memberikan nama terhadap wilayah yang akan menjadi desa mereka. Dari hasil musyawarah, disepakati nama desa yang baru tersebut adalah Klumprit. Tak ubahnya dengan nama Kerajaan Majapahit yang diberi nama berdasarkan pengalaman para pembuka lahan yang memakan buah maja yang pahit rasanya, nama Desa Klumprit juga diambil dari pengalaman yang terjadi saat mereka membuka lahan. Konon, saat mereka membuka lahan, banyak kawanan burung emprit di lahan yang mereka buka. Oleh karena itu, disepakatilah nama desa yang baru itu: Klumprit.

Berdasarkan catatan yang ada, sejak berdirinya hingga sekarang, Desa Klumprit pernah dipimpin oleh:

  1. Singadimeja, kepala desa pertama, mulai tahun 1930 (tidak diketahui kapan berakhirnya);
  2. Singadijaya (tidak diketahui lamanya menjabat sebagai kepala desa);
  3. Yasadinama (tidak diketahui lamanya menjabat sebagai kepala desa);
  4. Martamiarja (tidak diketahui lamanya menjabat sebagai kepala desa);
  5. Dulah Musin (….. – 1964);
  6. Rusdiana (1964-1988);
  7. Sudarto (1988-1999);
  8. Salamun (1999-2006);
  9. Ardiyo (2006-2019); dan
  10. Tohirin (2019 – sekarang).

Jika kamu suka, silahkan share ya..